BAHAYA KEPUTIHAN BAGI REPRODUKSI WANITA
OLEH : RATMADIYAH
PENDAHULUAN
Sebagaimana kita ketahui bahwa
sistem reproduksi sangat penting,mengingat bahwa sistem reproduksi dirancang
untuk dapat melaksanakan beberapa fungsi. Saat ini semakin maraknya penyakit
yang terjadi pada reproduksi wanita. Sehingga kita harus tahu cara menyikapi
hal – hal yang tidak diinginkan ini.Salah satunya keputihan, keputihan merupakan sekresi vaginal pada wanita. Keputihan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua
golongan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal
(patologis). keputihan fisiologis adalah keputihan yang biasanya terjadi setiap
bulannya, biasanya muncul menjelang menstruasi atau sesudah menstruasi ataupun
masa subur. Keputihan patologis dapat disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan
di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini
antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan
ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih
saat si penderita buang air kecil. Keputihan ini jika dibiarkan maka akan berdampak negative
bagi sitem reproduksi.Dan hal inilah yang melatarbelakangi kami untuk membahas
lebih dalam tentang keputihan ini. Sehingga wanita wanita diluar sana dapat
mengetahui serta mencegah terjangkitnya penyakit keputihan ini.Melalui hasil
artikel ini diharapkan menjadi bagian Rujukan bagi masyarakat dan Instansi lain
dalam pencegahan keputihan, serta bagi orang-orang yang berminat membacanya.
Kata
kunci : ( sistem reproduksi,reproduksi wanita, keputihan )
Pendahuluan :
Wanita memiliki banyak karakteristik
fisik yang berbeda dari pria karena peran pentingnya dalam reproduksi.
Fungsi sistem reproduksi wanita ada dua — untuk
memungkinkan pembuahan dari pertemuan sperma dan sel telur,
serta melindungi organ dalam kewanitaan dari patogen penyebab
infeksi. Sebelum memahami penyakit keputihan, alangkah baiknya kita mengetahui
organ – organ yang ada pada sistem reproduksi.
Pertama, ovarium atau indung telur,
berada di sisi kanan dan kiri rongga panggul yang bersebelahan dengan
bagian rahim atas. Ovarium bertanggung jawab untuk memproduksi hormon seks wanita seperti estrogen,
progesteron dan ovum yang biasa disebut sel telur. Kedua, tuba falopi memiliki bentuk seperti saluran
bercorong yang masing-masing membentang dari ujung kanan dan kiri pada rahim
atas ke ujung ovarium. Tuba falopi bertanggung jawab untuk mengangkut ovum yang
dilepaskan dan membawanya ke dalam infundibulum untuk dipindahkan ke rahim.
Ketiga,
rahim (uterus) adalah tempat di mana embrio ditanamkan dan kemudian tumbuh.
Bagian ini menyelimuti dan mendukung janin yang sedang berkembang. Selain itu,
rahim menyokong embrio selama tahap perkembangan awal. Otot-otot
dinding rahim berkontraksi selama persalinan untuk mendorong janin melewati jalan lahir.
Keempat, Vagina yang selama ini Anda bisa amati dari luar dengan mata telanjang
bukanlah vagina, melainkan vulva. Di vulva terdapat bukaan vagina. Vagina itu sendiri sebenarnya
terletak dalam tubuh di belakang kandung kemih, lebih rendah dari rahim. Salah
satu fungsi vagina adalah sebagai jalan keluar darah saat menstruasi dan jalur
lahir bayi saat persalinan. Tanggung jawab utamanya adalah sebagai “terowongan”
bagi sperma berenang menuju rahim dan tuba falopi untuk pembuahan.
Kelima,
vulva adalah tampak luar dari anatomi vagina yang terdiri dari labia majora, labia minora, bukaan
saluran kemih untuk buang air kecil, dan klitoris. Fungsinya adalah untuk
melindungi vagina. Vulva juga merupakan bagian sensitif pada tubuh wanita yang
mudah dirangsang dan menghasilkan kenikmatan seksual. Dan terakhir, payudara
juga termasuk salah satu organ yang terlibat dalam sistem reproduksi wanita.
Payudara terdiri dari kelenjar susu, saluran susu, dan
kelenjar adiposa. Kelenjar susu adalah jenis
kelenjar sudoriferus khusus yang telah diubah untuk menghasilkan susu untuk
memberi makan bayi.
Banyak
penyakit yang dapat menyerang organ – organ reproduksi ini, salah satunya
keputihan. Keputihan
merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita.
Keputihan dapat fisiologis ataupun patologis. Dalam keadaan normal, getah atau
lendir vagina adalah cairan bening tidak berbau, jumlahnya tidak terlalu banyak
dan tanpa rasa gatal atau nyeri. Sedangkan dalam keadaan patologis akan
sebaliknya, terdapat cairan berwarna, berbau, jumlahnya banyak dan disertai
gatal dan rasa panas atau nyeri, dan hal itu dapat dirasa sangat mengganggu. Oleh karena itu diartikel ini
akan membahas lebih dalam masalah,penyebab keputihan serta solusi
pencegahannya.
Pengertian Keputihan :
Keputihan atau Fluor Albus
merupakan sekresi vaginal pada wanita. Keputihan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua
golongan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis).
keputihan fisiologis adalah keputihan yang biasanya terjadi setiap bulannya,
biasanya muncul menjelang menstruasi atau sesudah menstruasi ataupun masa
subur. Keputihan patologis dapat disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan
di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini
antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan
ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih
saat si penderita buang air kecil.
Penyebab keputihan :
Jamur dan
bakteri banyak tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan lembab. Organ reproduksi
merupakan daerah tertutup dan berlipat, sehingga lebih mudah untuk berkeringat,
lembab dan kotor. Perilaku buruk dalam menjaga kebersihan genitalia, seperti
mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan
celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering
mengganti pembalut dapat menjadi pencetus timbulnya infeksi yang menyebabkan
keputihan. Keputihan juga dapat disebabkan karena beberapa hal yaitu :
·
Ketidakseimbangan hormonGejala suatu penyakit
tertentu
·
Rusaknya keseimbangan biologis dan keasaman
(ph) lingkungan vagina.
·
Sering memakai tissue saat membasuh bagian
kewanitaan, sehabis buang air kecil maupun buang air besar
·
Sering menggunakan WC Umum yg kotor
·
Membilas vagina dari arah yang salah, yaitu
dari arah anus ke arah depan vagina
·
Sering bertukar celana dalam/handuk dengan
orang lain
·
Kelelahan yang amat sangat
·
Stress
·
Sering membasuh vagina, yang harus dibsuh
adalah vulva (bagian yang menggembung) dan bukan vaginanya
·
Tidak mejalani pola hidup sehat (makan tidak
teratur, tidak pernah olah raga, tidur kurang)
·
Lingkungan sanitasi yang kotor.
·
Sering mandi berendam dengan air hangat dan
panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
·
Sering berganti pasangan dalam berhubungan sex
·
Kadar gula darah tinggi
·
Sering menggaruk vagina
Gejala
Keputihan :
Keputihan
terbagi dua. Keputihan normal (fisiologis), sebenarnya tidak berwarna putih dan
tidak cocok disebut keputihan, banyak dipengaruhi oleh sistem hormonal,
sehingga banyak sedikitnya sekret/cairan vagina sangat bergantung pada siklus
bulanan dan stress yang juga dapat mempengaruhi siklus bulanan itu sendiri.
- Cairan sekresi berwarna bening, tidak lengket dan encer.
- Tidak mengeluarkan bau yang menyengat.
- Gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid dan tanda masa subur pada wanita tertentu.
- Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta atau uri.
- Gadis muda kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
- Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah.
- Pada wanita hamil keputihan lebih sering timbul, karena pada ssat wanita hamil, maka kekebaln tubuhnya akan menurun.
- Pada waktu menopause dimana keseimbangan hormonalnya terganggu.
- Pada orang tua dimana kekebalan tubuhnya sudah menurun dapat pula timbul Keputihan
Keputihan abnormal (patologis)
- Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih kehijauan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa.
- cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat.
- Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta dapat mengakibatkan iritasi pada vagina.
- Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang berbahaya seperti HIV, Herpes, Candyloma.
Bahaya
Keputihan :
v Bagi wanita
Bagi
sebagian wanita keputihan dianggap hal yang sepele apalagi ketika wanita
mengalami keputihan yang cenderung ke arah bahaya (abnormal) segan memeriksakan
diri ke dokter. Padahal jika anda ketahui bahaya keputihan yang dibiarkan tanpa
penanggulangan akan mengakibatkan gangguan kesehatan. Bahaya keputihan untuk
wanita adalah :
1. Sakit buang air kencing
Keputihan
yang terinfeksi kuman akan mengakibatkan sakit ketika anda buang air kencing.
2. Gangguan aktivitas seksual
Keputihan
yang dibiarkan tanpa pengobatan akan mengganggu hubungan seksual karena adanya
lendir yang merupakan cairan lubrikasi wanita yang berlebih dan membuat tidak
nyaman saat penetrasi.
3. Perkembangan infeksi
Keputihan akibat infeksi akan
mempuruk keadaan apalagi jika berkembang secara normal dan wanita tidak
memiliki ketahanan tubuh yang kuat. Misalnya ketika siklus haid, tingkat pH
pada Miss.V meningkat yang disebabkan aliran darah sehingga sel ragi tidak
tumbuh dalam lingkungan pH tinggi.
v Bagi ibu hamil
Keputihan
saat hamil yang bersifat normal tidak akan menyebabkan bahaya, yaitu adanya
ciri-ciri tidak berbau dan tidak membuat gatal. Ibu hamil akan mengalami
keputihan hingga akhir menjelang persalinan. Pada masa akhir kehamilan
keputihan semakin meningkat karena infeksi jamur semakin berat terjadi. Umumnya
keputihan pada ibu hamil terinfeksi karena jamur candida sp. Adapun bahaya
keputihan untuk ibu hamil yaitu :
1. Kelahiran prematur
Keputihan
yang ditandai dengan munculnya cairan yang lebih kental, berbau amis dan rasa
gatal yang memicu iritasi pada vulva. Keputihan pada ibu hamil jenis ini akan
mengakibatan nyeri saat bersenggama. Adapun penyebab keputihan adalah
mikroorganisme yaitu candida albicans.Jika dibiarkan tanpa pengobatan akan
menyebabkan kelahiran prematur.
2. Ketuban pecah sebelum waktunya
Munculnya
cairan yang ditandai dengan berwarna kekuningan, berbau amis dan ketika muncul
rasa gatal. Keputihan ini disebut vaginosis bakterialis yang menyebabkan
ketuban pecah sebelum waktunya.
3. Berat badan bayi rendah
Keputihan yang berupa iritasu di
area genital dengan timbulnya rasa panas dan gatal. Pada keadaan yang parah
akan mengakibatkan nyeri pada daerah vulva dan paha, perineum dan saat
senggama. Penyebab keputihan ini adalah protozoa trichmonas vaginalis yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Berdampak pada ibu hamil yaitu adanya
bahaya kelahiran bayi yang beratnya rendah.
v Bagi bayi
Keputihan tidak hanya terjadi pada
wanita dewasa dan ibu hamil . Bayi dan balita juga mengalami keputihan
pemicunya adalah hormon dan infeksi. Pemakaian minyak dan bedak yang berlebihan
di area kemaluan bayi menyebabkan timbulnya infeksi. Sama seperti keputihan
pada wanita jika keputihan bayi tidak berbau dan tidak gatal maka dikategorikan
aman. Akan tetapi jika bayi mengeluh kesakitan, kemerahan di vulva, menangis
ketika buang air kencing maka waspadai. Jika tidak diobati akan menyebabkan
peradangan ke arah rahim, air tuba dll.
Solusi
Pencegahan :
·
Bersihkan area
vagina dengan air dari sumber yang
mengalir
·
Jangan
menggunakan semprotan air yang terlalu kencang saat membersihkan area anus atau
vagina. ( semprotan yang telalu kencang mengakibatkan kuman dapat naik melalui
saluran genital, untuk menginfeksi rongga vagina)
·
Pakailah
celana dalam yang agak longgar, juga berbahan dasar katun
·
Pikiran harus
selalu positif ,jangan memikirkan hal yang dapat memicu stres
·
Konsumsilah
obat-obatan dengan pengawasan medis, berhenti merokok, diet, kontrol gula darah
·
Jangan
coba-coba untuk melakukan hubungan seks terlarang atau tidak sah (abstinence atau abstain)
·
Jangan
berganti-ganti pasangan seksual, setia pada pasangan anda
·
Lebih lanjut
dapat kita konsuktasikan kedokter ahli
Kesimpulan :
Keputihan
merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita.
Keputihan dapat fisiologis ataupun patologis. Dalam keadaan normal, getah atau
lendir vagina adalah cairan bening tidak berbau, jumlahnya tidak terlalu banyak
dan tanpa rasa gatal atau nyeri. Sedangkan dalam keadaan patologis akan
sebaliknya, terdapat cairan berwarna, berbau, jumlahnya banyak dan disertai
gatal dan rasa panas atau nyeri, dan hal itu dapat dirasa sangat mengganggu.
Saran :
Seringkali keputihan sulit diobati,
karena penyebab keputihan bermacam-macam dan bisa terinfeksi beberapa sekaligus
yang pada umumnya adalah jamur dan bakteri. Oleh karena itu cara paling tepat
adalah dengan melakukan cara – cara yang telah dipaparkan sebelumnya. Namun
jika masih berkelanjutan lakukan kultur dengan pengambilan sekret keputihan di
Laboratorium Klinik, walaupun agak mahal dan memerlukan beberapa hari untuk
mengetahui hasilnya, karena kuman-kuman tersebut harus dibiakkan terlebih
dahulu, tetapi keuntungannya adalah dapat diketahuinya antibiotik yang tepat
untuk mengobatinya, terutama untuk E.coli, Klebsiela sp dan Pseudomonas sp yang
sering resiten terhadap beberapa jenis antibiotik tertentu. Perlu dicatat bahwa
resistensi ini dapat berubah-ubah sejalan dengan waktu dan dapat berbeda
resistensinya pada orang yang berlainan.
Daftar Pustaka
:
dr Winarto.
Artikel kesehatan terlengkap tentang keputihan pada wanita. Available from : https://petunjuksehat.com/artikel-kesehatan-terlengkap-tentang-keputihan-pada-wanita/
Febiliawanti IA. Kenali ciri keputihan vagina
abnormal. Available from: http://kesehatan.kompas.com/read/2009/10/26/14125869/kenali.ciri.keputihan.vagina.abnormal.
Lika Aprilia
Samiadi. Available from : https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/kanker-serviks/informasi-sistem-reproduksi-wanita/
Ratna DP. Pentingnya menjaga organ
kewanitaan. Jakarta: Indeks, 2010.